Pecinan Lasem memiliki tiga kelenteng, yakni Cu An Kiong di Dasun, Gie Yong Bio di Babagan dan Poo An Bio di Karangturi. Ketiganya berada di anara pemukiman penduduk dan bisa dicapai dengan berjalan kaki santai sambil memandangai rumah-rumah cantik bergaya Tionghoa dan Indsche di sepanjang Jalan. Tiga kelengteng itu berda adi bawah naungan Yayasan Tempat Ibadat Tri Dharma Tri Murti. ketika sedang tutup para wisatawan hanya bisa masuk ke halaman dan teras tidak bisa melihat ruang dalam berikut altarnya.

Jadi cerita tentang Poo An Bio tidak ada dalam tulisan ini. Di bagian paling utara, di Jalan Dasun 19, berdiri Cu An Kiong (atau Ci An Gong) yang berarti Istana Ketentraman Budha. Inilah kelenteng terbesar di antara tida kelenteng Lasem. Arsitekturnya cantik sarat ukir dengan dominasi warna merah, hijau, dan emas. Atap pelana berujung runcing, ornamen naga sebagai awang-awang di ujung kiri dan kanan. Pintu gerbang dilengkapi dua dewa, dua sinaga dan dua yang mengapit sebutir nestika.

Di pintu samping kelenteng ada seorang ibu yang sedang duduk di lantai, melipat kertas untuk keperluan ibadah. Dinding sisi kiri dan kanan paseban berukir burung hong yang menurut kepercayaan Tionghoa adalah lambang ketulusan hati, keadilan, kesetiaan dan perikemanusiaan. Tiang-tiang kayu hitam di paseban bertuliskan karakter Tionghoa berwarna emas. Struktur penyangga atapnya juga kaya akan ukiran di antaranya ornamen gajah dan sapi sedang duduk berhadapan di balok melintang. Demikian cantik, bahkan rengnya berwarna merah berseling hijau.

Penghubung paseban dan ruang dalam adalah pintu angin berukir. Separuh bagian atasnya berjerjak dan separuh bawahnya berlukis macam-macam ornamen seimbolis. Persis di atas pintu utama menuju ruang dalam, melintang papan bertuliskan Tuan Shang Sheng Mu yang artinya Maharani Langit, nama dewi utama kelenteng ini yang merupakan dewi pelindung para pelaut. Tak ada yang tak indah di sini. Lantainya adalah ubin berpola. Dinding ruang dalamnya berlukis cerita rakyat Tionghoa yang dibagi-bagi dalam kotak panel.

Wisata Di Tanah Lasem

Bali adalah sebuah pulau yang juga merupakan sebuag provinsi yang berada di negara Indonesia yang dikenal dengan budaya khasnya yang bercirikan Hindu dengan banyaknya pura-pura. Selain hal tersebut Bali juga telah dikenal hingga Mancanegara akan sensasi alamnya terutama pesona pantai-pantai yang dimilikinya. Berikut 2 pantai dari sekian banyak pantai yang terdapat di Pulau Bali yang banyak dikenal luas hingga Mancanegara:

1. Pantai Kuta

Selain berada dekat dengan pusat kota atau bandara Internasional, Pantai Kuta juga memiliki panorama yang begitu menakjubkan hingga banyaknya turis lokal maupun mancanegara yang berbondong mengunjungi pantai ini hanya untuk sekedar berlibur melepas penat. Di pantai yang dahulu merupakan sebuah pelabuhan perdagangan besar ini para wisatawan dapat menikmati keindahan matahari tenggelam atau sunset. Selain itu para banyak peselancar kelas atas yang berkunjung ke Pantai Kuta yang dikenal memiliki ombak yang sangat menantang bagi para peselancar.

2. Pantai Sanur

Memiliki sunsen yang menakjubkan layaknya Pantai Kuta, Pantai Sanur juga dikenal akan keindahan sunrise-nya atau matahari terbitnya yang begitu mempesona. Terletak disebelah timur kota Denpasar, Pantai Sanur juga banyak di jadikan sebagai lokasi penyelaman oleh karena keindahan bawah lautnya. Rasanya tidak akan lengkap bila anda berlibur ke Pulau Bali tanpa mengunjungi Pantai Sanur ini.

2 Pantai Di Bali Yang Sudah Mendunia

Pertama Kali Api Ditemukan Dan Dimanfaatkan Oleh Manusia

Tentunya pada zaman manusia purba proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api oleh manusia purba terjadi kira-kira sekitar 400.000 tahun yang lalu. Penemuan tersebut pada periode manusia Homo erectus.

Di samping untuk menghangatkan diri dari cuaca dingin, dengan api kehidupan menjadi lebih bervariasi yang menjadi modal dari berbagai kemajuan generasi. Teknologi api dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai hal. Di samping itu penemuan api jugamemperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan. Manusia juga menggunakan api sebagai senjata yang umumnya pada saat dahulu tersebut digunakan untuk menghalau binatang buas yang hendak menyerang.

Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan dan menggosok benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain. Sebuah batu yang keras, misalnya batu api apabila dibenturkan dengan batu keras lainnya maka akan menghasilkan percikan api. Percikan tersebut kemudian dengan lumut atau dedaunan kering dan atau material lainnya yang dapat menimbulkan api.

Selain dengan membenturkan benda keras, juga bisa dengan sepotong kayu keras yang digosok baik secara berputar, berulang, maupun bolak balik yang dapat menghasilkan panas kemudian menimbulkan api.

Pertama Kali Api Ditemukan Dan Dimanfaatkan Oleh Manusia


Kerajaan Tarumanagara adalah sebuah kerajaan yang terletak di daerah Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri pada tahun 450 Masehi dan diketahui sebagai kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara meliputi Sunda Kelapa yang kini menjadi Ibu kota negara Indonesia yakni Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, dan Banten. Beberapa peninggalan dari Kerajaan Tarumanagara antara lain:
  • Prasasti Ciaruteun
  • Prasasti Pasir Koleangkak
  • Prasasti Kebon Kopi
  • Prasasti Tugu
  • Prasasti Pasir Awi
  • Prasasti Muara Cianten
  • Prasasti Cidanghiang
  • Arca Rajasi
  • Arca Wisnu Cibuaya
  • Arca Wisnu Cibuaya 2
Peninggalan prasasti-prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan yang teratur. Purnawarman merupakan raja yang paling terkenal dari Tarumanagara yang telah membawa kerajaannya pada kemakmuran.

Kerajaan Tarumanagara

Penemuan Purbakala Di Desa Trinil, Ngawi

Trinil adalah sebuah desa dipinggiran Bengawan Solo yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu di temukan di daerah ini sebelum di temukannya Sangiran, yakni sebuah wilayah mirip dengan Trinil sebagai tempat ditemukannya peninggalan purbakala yang saat ini lebih dikenal ketimbang Trinil.

Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukan pemiliknya telah berjalan tegak. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah direkontruksi beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman praaksara, antara lain:

Penemuan Purbakala Di Desa Trinil, Ngawi

Peninggalan Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian pindah ke Kawali (Ciamis).

Raja yang berkuasa dan berpengaruh antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali. Kemudia Sri Baduga Maharaja yang dikenal dengan sebutan Ratu Naji, pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, pindah ke Bogor. Dan kemuadian Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482-1521). Berikut peninggalan Kerajaan Pajajaran, antara lain:

  • Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M),
  • Prasasti Horren,
  • Prasasti Citati Cibadak (1030 M),
  • Prasasti Astana Gede
  • Dan prasasti Batutulis Bogor (1333).

Peninggalan Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Bali

Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan diperkirakan disekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan pada prasasti dan lontar Bali).

Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yakni Raja Sri Candrabayasinga (tahun 959-989 Masehi), Raja Udayana dan Raja Anak Wungsu (1049-1077 Masehi). Ketika Dinasti Warmadewa berkuasa, agama yang berkembang di Bali adalah Buddha meskipun selanjutnya rakyat Bali memeluk agama Hindu.

Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya yang bernama Sri Astasura Ratna Bhumi Banten di taklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1430 M. Berikut peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali, antara lain:
  • Prasasti berangka tahun 882 Masehi,
  • Prasasti tahun 896 Masehi,
  • Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi.

Kerajaan Bali


Fosil manusia purba jenis Homo pertamakali diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo.

Ciri-ciri dari manusia Homo ini bermuka lebar, hidung dan mulutnya menonjol, meski tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidaklah jauh berbeda dengan manusia modern. Jenis manusia Homo ini hidup dan berkembang pada sekitar 40.000 - 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di kepulauan Indonesia tetapi juga Filipina dan Cina Selatan.

Homo sapiens artinya manusia sempurna, baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidaklah memiliki perbedaan jauh dengan manusia modern. Terkadang juga Homo sapiens diartikan sebagai manusia bijak karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati tantangan alam.

Selanjutnya >>

Manusia Purba Jenis Homo